Rabu, 27 Mei 2009

Audiensi Tim YGC ke Bupati Gunungkidul

Bupati Gunungkidul Suharto SH saat menerima mbak Widi dan bu Totok.


CIPTAKAN YOGYAKARTA GREEN AND CLEAN
50 Dusun Terpilih Lomba Penghijauan dan Kebersihan


WONOSARI (KR) - Untuk menciptakan Yogyakarta hijau dan bersih, Tim Yogyakarta Green and Clean (YGC) akan memberikan pendampingan dan pelatihan bagi pengelola gerakan penghijauan dan kebersihan lingkungan untuk 50 dusun se Gunungkidul. Selanjutnya 50 dusun tersebut akan diikutkan dalam lomba penghijauan dan kebersihan lingkungan, dan pemenangnya akan diikutkan dalam lomba tingkat Propinsi DIY.
Demikian dikatakan Tim YGC yang dipimpin Widiandayani dari Padmaya, didampingi Nana Kurnia dari PT Unilever dan S Pri Hartini kabag Promosi PT BP Kedaulatan Rakyat ketika melakukan audensi dengan Bupati Gunungkidul H Suharto SH, Selasa (19/5). Bupati didampingi Kepala Bappeda Ir Edy Siswanto, Kepala Dinkes drg Widodo MM, Kepala Kapedal Agus Priyanto SH MH dan Kabag Humas Supriyanto SIP.
Menurut Widiandayani, bahwa Gunungkidul diminta untuk menyiapkan 50 dusun untuk diikutkan dalam lomba penghijauan da kebersihan lingkungan untuk menciptakan Yogyakarta Green and Clean yang sudah diawali sejak 2007 silam. Sebelumnya 50 dusun dengan kategori kepadatan penduduk tinggi dan rendah akan ditraining oleh Tim YGC yang terdiri dari Padmaya, PT Unilever, KR Group, RBTV dan Radio Sonora.
Bupati H Suharto dalam pernyataannya sagat mendukung langkah dari YGC untuk menciptakan lingkungan hijau dan bersih, karena sejalan dengan program Kabupaten Gunungkidul. Untuk wlayah Gunungkidul, tentang hijaunya sudah hanya tingkat kebersihannya perlu ditingkatkan dan perlu pendampingan.
Seperti masalah sampah untuk saat ini belum menjadi problem, karena produksi sampah baru 23 ton perhari, namun 7-10 tahun mendatang jelas akan menjadi masalah bagai masyarakat dan pemeirntah. Untuk itu perlu ada pemahaman bagi masyarakat untuk mengolah sampah agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan sekaligus yang bisa menghasilkan uang, katanya. (Awa)


Aksi cuci tangan dengan sabun pada roadshow PHBS di Nglipar Gunungkidul, Senin 28 Mei 2009.

Bupati Gunungkidul Suharto SH beserta jajaran Muspida, Bu Totok (KR), Nana Kurnia (Unilever) dan Ahmad Luthfie (KR) ikut cuci tangan pada roadshow PHBS di Nglipar Gunungkidul, Senin 18 Mei 2009.


Audiensi Tim YGC ke Pemkab Kulonprogo

Panitia YGC diterima Kepala BPMPDP dan KB.
YOGYAKARTA GREEN and CLEAN 2009
Pemkab Kulonprogo Dukung YGC
WATES (KR) - Pemkab Kulonprogo mendukung pelaksanaan Ygyakarta Green and Clean (YGC) yang akan dimulai bulan Juni 2009. Saat ini Pemkab sedang gencar melakukan berbagai program dalam rangka mewujudkan ‘ Kulonprogo Go International.’, salah satu upaya untuk mendukungnya adalah dilakukannya penataan kawasan sehingga menjadi Green and Clean.
“Dengan adanya YGC, kami sangat terbantu sekali mewujudkan keindahan dan penghijauan lingkungan. Pemkab sendiri dengan berbagai programnya juga telah melakukan program yang mendukung kelestarian lingkungan, seperti pengolahan sampah secara modern, maupun pengolahan limbah ternak maupun tahu menjadi lebih berguna, dan masih banyak lagi,”kata Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Drs Krissutanto ketika menerima Panitia YGC yang diwakili oleh Sanggar Padmaya, Rabu (27/5) di aula Wabup.
Dalam kesempatan itu Sanggar Padmaya dihadiri Widiandayani dan stafnya, sedangan dari Pemkab mel;iputi Kantor Lingkungan Hidup, Bappeda, DPU, Dinkes, Diperindag dan ESDM, serta lainnya.Dalam rangka menjadikan Green and Clean, menurut Krissusanto, bisa dimulai dari lingkungan keluarga maupun lingkungan rumah, serta keterpaduan semua unsur. Sehingga dengan keterpaduan diharapkan pelaksanaan penataan lingkungan menjadi lebih bersih dan hijau berlangsung dengan baik.
Sementara menurut Pogram Manager Sanggar Padmaya, Widiandayani , YGC yang didukung PT Unilever Tbk, Pemprov DIY dan 5 kabupaten/kota, Sanggar Padmaya, KR/Merapi, RBTV dan Radio Sonora ini untuk tahun 2007/2008 mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat DIY, sehingga mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah sehingga tercipta lingkungan DIY bersih dan hijau.“Untuk YGC tahun 2009 berbeda dengan pelaksanaan tahun sebelumnya. Kalau dulu kita open, peserta yang mendaftar sehingga banyak didominasi Kabupaten Sleman dan Kota, maka tahun 2009 ini melibatkan 250 Dusun/RW di seluruh Provinsi DIY, sehingga setiap kabupaten/kota mengusulkan 50 Dusun/RW untuk diikutsertakan dalam program ini,”kata Widi.
Program YGC 2009, tambah Widi, dimulai bulan Mei dengan sosialisasi, Juni dilaksanakan pendaftaran, Juli launching and training of facilitator, Agustus dan September roadshow 5 kabupaten/kota dengan bedah lingkungan, Oktober-November bedah lingkungan II. Kemudian pada Desember 2009 diumumkan pemenangnya. Hadiah kejuaraan untuk 2 kategori kepadatan rendah dan tinggi, best of the best @ Rp 20 juta, runner up 4 Dusun/RW @ Rp 5 juta.. Penghargaan juga diberikan kepada Dusun Best of the Best YGC I yang berhasil mempertahankan dan mengembangkan program YGC Rp 5 juta. Kriteria program adalah pengelolaan sampah diantaranya pemrosesan sampah organik, pengumpulan sampah kering, sumur resapan., serta penghijauan. (Wid)

Audiensi Tim YGC ke Gubernur DIY Sri Sultan HB X




GUBERNUR TERIMA PANITIA YGC 2009
Batasi Pembangunan Rumah Baru di Sleman Tengah


YOGYA (KR)- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X minta kepada Pemkab Sleman untuk lebih tegas lagi dalam membatasi pembangunan rumah-rumah baru di kawasan Sleman Tengah, seperti wilayah Kecamatan Depok, Ngemplak, dan Ngaglik. Bahkan kalau perlu izin pendirian rumah dan bangunan baru di wilayah tengah tersebut dipersulit, mengingat Sleman merupakan daerah resapan air yang menjadi tumpuan wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

"Sejak dulu sampai sekarang, saya sudah minta kepada Pemkab Sleman untuk memperketat izin pendirian rumah dan bangunan baru di Sleman Tengah. Kalau perlu dipersulit. Silakan saja membangun rumah dan bangunan baru, tapi sebaiknya mengarah ke Sleman Timur dan Barat, jangan di tengah," ujar Sultan HB X ketika menerima jajaran panitia Yogyakarta Green and Clean (YGC) 2009 di Gedhong Wilis Kepatihan Yogyakarta, Senin (25/5).










Rombongan Panitia YGC 2009 dipimpin Sinta Kaniawati (General Manager Yayasan Unilever Indonesia) didampingi Silvi Tirawaty (Environment Program Manager), Maya Tamimi (SME Program Manager), Ade Ardiwerdaya (ASM Unilever Yogyakarta), Widiandayani (Sanggar Padmaya), S Prihartani (Kabag Promosi KR), Setiawan Tiada Tara (RBTV). Hadir juga Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemprop DIY Dra Harnowati dan Kepala Dinas Kesehatan DIY dr Bondan Agus Suryanto SE MA, dan dr Saminto (Kepala Biro Kesra DIY).




Sultan mengakui, pendirian rumah dan bangunan baru di Sleman Tengah lebih sulit dikendalikan mengingat harga tanahnya lebih tinggi, sehingga pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemkab Sleman pun lebih besar. Tapi mengingat daya dukung lingkungan yang sangat diperlukan untuk daerah-daerah di bawahnya, pembatasan dan pengendalian kawasan tengah tetap harus dilakukan."Selain itu, kami juga menyarankan agar masyarakat semakin memperbanyak pembuatan sumur resapan di sekitar permukiman. Sekecil apapun sumur resapan tersebut, akan sangat berarti bagi upaya pelestarian lingkungan utamanya penyediaan air," ujar Sultan.Biar pun halaman rumah dikonblok, namun kalau setiap rumah juga memiliki sumur resapan, kata Sultan, diharapkan kelestarian lingkungan di DIY bisa terjaga dengan baik. Selain itu, Pemprop DIY dan Pemkab/Pemkot se-DIY serta didukung pemerintah pusat juga berupaya memperbanyak pembangunan embung untuk menampung air. Harapannya, air tidak langsung mengalir ke Selatan, namun bisa juga disimpan sementara untuk persediaan air dan mencegah banjir di wilayah Kota Yogya dan Kabupaten Bantul yang lebih rendah dibandingkan Sleman. (San)